Literacy, selflove, self-development

Senin, 25 April 2022

Khutbah Rasulullah Menjelang Ramadan

 

 

KHUTBAH RASULULLAH MENJELANG RAMADAN - TAUSIYAH #2

Menjelang Ramadan, Rasulullah Saw. berkhutbah untuk mengajak para sahabat menyambut bulan suci itu dengan sesungguhnya. Berikut kutipannya, mari kita renungkan isinya, karena inilah yang menjadi arahan mulia bimbingan Rasul saat menyambut Ramadan.


Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfiroh (ampunan). Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adlaah hari yang paling utama, malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan-Nya. Di bulan ini napas-napasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amalan-amalanmu diterima dan doa-doamu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiam dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapatkan ampunan di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu. Bersedekahlah pada kaum fukara dan miskin. Muliakanlah orang yang lebih tua darimu, sayangilah yang lebih muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu. Jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal bagi kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang kamu haram mendengarnya.

Kasihilah anak yatim niscaya anak-anakmu dikasihi manusia. Bertobatlah kamu kepada Allahh dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itu saat-saat utama ketika Allah Azza Wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka menyerunya dan mengabulkan mereka ketika berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istigfar. Punggung-punggungmu berat karena dosamu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah, Allah bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbul 'Alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka pada orang-orang mukmin yang shaum pada hari ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma, jagalah dirimu dari api neraka walau dengan seteguk ari.

Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaqnya pada bulan ini, ia akan berhasil melewati shirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang memiliki tangan kanan-Nya (budak) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barang siapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjunmpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan silaturahim di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa melakukan shalat fardlu, baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardlu di bulan lainnya. Barang siapa melakukna shalat sunnah di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa memperbanyak shalawat di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya melebihi timbangan pada hari lain, barang siapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran pada bulan lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu syurga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar Dia tidak pernah menutupnya lagi. Sedang pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonkan kepada Tuhanmu agar Dia tidak pernah membukakan lagi bagimu. Syaitan-syaitan terbelenggu, maka beermohonlah agar mereka tidak lagi menguasaimu.


Sumber: Buku "Ramadan Sepanjang Masa" karya Dr. H. Ahmad Salim


by Riska Rose
25.04.2022
23.19 - Banjaran


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel

0

Agar Ramadan Tetap Semangat Part 3

 


AGAR RAMADAN TETAP SEMANGAT PART 3 - TAUSIYAH #1

Lantas bekal apa yang harus dipersiapkan oleh kita dalam menyambut Ramadan?

Yang pertama adalah kalau diibaratkan Ramadan itu sebagai tamu, maka kita persiapkan rumah kita sebaik mungkin untuk Ramadan. Dan rumah yang paling baik untuk Ramadan adalah hati kita. Sehingga siapa yang mempersiapkan, membersihkan, dan melapangkan hatinya dalam menyambut Ramadan, insyaallah dia telah memulai Ramadan secara baik dan berkesan. Yang kedua adalah persiapan ilmu. Ramadan itu adalah salah satu di antara sekian banyak syariat Allah. Kita tidak bisa mengamalkan syariat Allah dengan hawa nafsu atau kepengennya kita. Tentu, kita harus belajar. Karena itu adalah sebaik-baik persiapan. Kata para ulama, “Ilmu itu harus selalu mendahului amal.” Jadi, tidak boleh beramal sebelum berilmu. Seharusnya, kita biasakan diri untuk berilmu terlebih dahulu sebelum beramal. Nah, kedua hal itulah yang perlu benar-benar kita persiapkan.

Ketika kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadan, maka kita akan semakin merasa Ramadan itu istimewa. Tetapi, ketika tidak mempersiapkan diri, kita akan merasa Ramadan itu biasa saja. Tahu-tahu udah masuk malam satu Ramadan, atau bahkan sampai sekarang baru sadar kalau kita sudah melewati 2/3 Ramadan. Ketika kita merasa Ramadan itu tidak istimewa, amalan kita pun menjadi tidak istimewa. Dan itu mencerminkan dan mengindikasikan kondisi iman kita. Karena orang yang tidak merindukan Ramadan, pasti imannya sedang bermasalah. Di antara ciri-ciri orang yang beriman adalah dia mencintai Ramadan dan sedih dengan kepergian Ramadan.


Oleh karena itu, mari kita introspeksi dan muhasabah diri. Sudahkah kita mencintai Ramadan? Karena saking cintanya kepada Ramadan, para ulama berdoa 6 bulan sebelumnya agar bisa bertemu dengan Ramadan, lalu 6 bulan setelahnya memohon agar Allah menerima ibadah mereka selama Ramadan. Jadi, sepanjang tahun para ulama itu berdoa tentang Ramadan, saking mereka sadar dan paham betapa Ramadan itu waktu yang sangat istimewa. Kalau tidak paham, mereka tidak akan seantusias itu terhadap Ramadan. Mereka tidak akan menghabiskan waktu sepanjang tahun untuk berdoa tentang Ramadan.

Kita bisa introspeksi diri. Apa yang paling sering kita doakan sepanjang tahun? Apa yang paling sering kita mintakan? Meminta jodoh? Meminta pekerjaan? Meminta harta dan lain-lainnya? Barangkali itulah yang paling dominan atau penting bagi diri kita. Enggak salah, sih, malah bagus kita banyak berdoa sama Allah. Tapi, kita bisa menilai diri, manakah yang paling mendominasi kecintaan kita di dunia ini?


Oleh karena itu, mari kita sama-sama berdoa agar Allah senantiasa mempertemukan kita dengan Ramadan berikutnya. Semoga Allah senantiasa menumbuhkan rasa cinta dan rindu terhadap Ramadan di hati kita. Kecintaan terhadap Ramadan itu tidak bisa dibuat-buat, harus diikhtiarkan dengan belajar lebih dalam lagi tentang Ramadan. Bagaimana bisa muncul rasa cinta terhadap Ramadan, kalau kita sendiri tidak begitu mengenal Ramadan.

Apa, sih, yang harus kita tahu tentang Ramadan? Tentu, dengan mencari tahu fadilah atau keutamaan Ramadan. Sehingga dalam hati kita akan muncul perasaan untuk menghargainya, muncul juga rasa cinta dan rindu terhadapnya. Walaupun sekarang sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadan, tidak ada kata terlambat untuk terus berbenah, memotivasi diri untuk memaksimalkan ikhtiar menggapai ridha-Nya di 10 terakhir Ramadan ini. Sesungguhnya, pengampunan Allah itu tidak pernah berakhir. Mumpung bulan ini pintu-pintu syurga masih dibuka lebar. Bismillah.


Baca ini juga, guys:
 


by Riska Rose
20.04.2022
14.52 - Banjaran


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel

 

0

Agar Ramadan Tetap Semangat Part 2

 


AGAR RAMADAN TETAP SEMANGAT PART 2 - TAUSIYAH #1
 

Ada beberapa hal yang mesti digaris-bawahi, barangkali ini bisa menjadi pegangan kita untuk lebih semangat lagi dalam mempersiapkan diri menjalani ibadah di bulan Ramadan. Aku sedikit rewrite tausiyah Ustad Hanan Attaki ini, ya, guys.

Kata para ulama, “Tidak ada seorang pun yang bisa pergi kemana pun tanpa persiapan. Dan tidak ada seorang pun yang mengundang tamu di rumahnya tanpa mempersiapkan diri untuk menjamu tamu itu. Demikian juga dengan Ramadan, maka orang yang akan melakukan rihlah Ramadan, tidaklah akan sempurna rihlahnya, kecuali dia mempersiapkan diri.”

Jadi, kalau Ramadan itu diibaratkan dengan sebuah rihlah, tidak mungkin kita rihlah tanpa persiapan. Karena kalau nekat rihlah tanpa persiapan, kita akan mengalami banyak masalah di perjalanan. Kita tidak mendapatkan bekal yang cukup sehingga akan sulit untuk sampai ke tujuan. Kita akan terkatung-katung di tengah jalan, kelaparan, dan kehausan.

 

 

Kemudian, kalau Ramadan itu diibaratkan dengan seorang tamu, maka tuan rumah yang paling baik adalah yang mempersiapkan segala sesuatu untuk menyenangkan tamunya. Sehingga, tamu itu akan berkesan. Ketika tamu merasa berkesan, apalagi ia tamu istimewa, saat nanti kembali kepada tuannya, ia akan menceritakan hal-hal baik tentang kita. Bahkan, ia akan meminta tuannya untuk menghargai kita, berbuat baik kepada kita, memberi kita hadiah, dan banyak kebaikan lain yang akan ia mintakan kepada tuannya. Hal itu karena ia merasa betah dan nyaman selama berada di rumah kita.

Oleh karena itu, kita siapkan rumah kita dengan sebaik mungkin untuk menyambut tamu istimewa ini. Konteks rumah yang dimaksud di sini adalah hati kita. Kita siapkan rumah kita senyaman dan seindah mungkin untuk tamu. Kita rapikan rumah, disapu, dan dipel. Kita sediakan kamar khusus, semisal mengganti sprei dengan yang baru, menyediakan alat mandi yang baru, menyiapkan makanan, buah, dan minuman terbaik agar saat datang ke rumah kita, tamu tersebut merasa nyaman dan mau kembali ke rumah kita di lain kesempatan.

 

 

Kata para ulama, orang yang paling baik dalam menyambut Ramadan adalah orang yang mempersiapkan rumah yang baik, yaitu hatinya. Jadi, benar-benar kita siapkan hati yang lapang, nyaman, bersih, enggak ada sampah, penyakit, atau kotoran. Pokoknya, kita siapkan hati kita senyaman mungkin untuk Ramadan. Sehingga, Ramadan pun merasa nyaman berada di hati kita. Kalau Ramadan nyaman di hati kita, artinya segala kebaikan yang ada pada Ramadan bisa kita maksimalkan, baik saum, tarawih, tadarus, dan amalan lainnya yang sangat istimewa. Nanti, sebelum kembali kepada tuannya, Ramadan akan memberi kita hadiah istimewa sebagai ucapan terima kasih kepada kita, yaitu berupa Lailatul Qadar.

 

Next ke part #3:
Agar Ramadan Tetap Semangat Part 3


by Riska Rose
20.04.2022
14.52 - Banjaran


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel

 

0

Rabu, 20 April 2022

Agar Ramadan Tetap Semangat Part 1


 
 
AGAR RAMADAN TETAP SEMANGAT PART 1 - TAUSIYAH #1

Bismillah ... 

Malam ini adalah malam ke 19 Ramadan. Enggak kerasa Ramadan udah berlalu 2/3 perjalanan, ya, temen-temen. Gimana perasaan kalian? Masih semangat, kan, shaumnya?

Alhamdulillah, bersyukur banget kita masih diberi kesempatan sama Allah untuk bisa merasakan Ramadan sampai hari ini. Ramadan, bulan spesial, bulan yang sangat dirindukan oleh para ulama. Saking spesialnya, para ulama selalu berdoa dan mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadan itu jauh-jauh hari. Bahkan, dari 6 bulan sebelum datangnya Ramadan. Kalau aku sendiri, kadang sadarnya pas tahu-tahu udah masuk satu Ramadan aja, heuheu. Astaghfirullah.

Barusan, tetiba keinget kalau malam ini adalah malam ke 19 Ramadan. Berarti sisa waktu Ramadan tahun ini tinggal 11 hari lagi, ya. Wah, enggak kerasa udah 2/3 perjalanan Ramadan kita lalui. Jadi banyak introspeksi diri, selama 19 Ramadan kemarin apa aja yang udah dilakuin? Terbesit rasa takut kalau di hari sebelum-sebelumnya, Ramadan ternodai dengan kesalahan atau kekhilafan yang barangkali enggak kerasa. Takut banyak perbuatan dan ucapan yang sengaja atau enggak sengaja malah mengurangi keberkahan amalan di Ramadan kali ini. Semoga Allah mengampuni kesalahan, kekhilafan, dan dosa-dosa kita, ya, guys. Aamiin.

Sebagaimana yang kita tahu bahwa Ramadan adalah bulan pembinaan bagi para mukmin. Maka, alangkah baiknya kita sering-seringin datang ke kajian-kajian atau majelis-majelis ilmu terdekat untuk menambah ilmu dan pengetahuan. Atau kalau belum bisa hadir ke majelis ilmu karena uzur dan lain hal, kita bisa putar video-video tausiyah dari para ulama untuk menambah energi dan semangat kita dalam menjalani hari-hari Ramadan selanjutnya.

Nah, qadarullah, malam ini aku lagi pengen muterin video tausiyah dari Ustad Hanan Attaki yang berjudul “Booster Ramadan”. Sebenarnya, sih, video ini unggahan dari Ramadan dua tahun yang lalu. Cuman emang pengen aja muterin videonya yang barangkali aku bisa dapat pengetahuan tambahan tentang Ramadan dari video Ustad Hanan tersebut. Bisa nambah semangat lagi untuk menjalani 10 hari terakhir Ramadan tahun ini.

 


 

Ternyata, bahasan tentang Ramadan di video Ustad Hanan itu masih relevan banget sama Ramadan tahun ini. Dan barangkali bisa kita pakai terus sebagai booster untuk menghadapi Ramadan tahun-tahun berikutnya. Jadi, aku bakal catat beberapa poin penting yang disampaikan oleh Ustad Hanan di tausiyahnya itu, sebagai pengingat kita agar terus meningkatkan persiapan dan kualitas diri dalam menghadapi 10 hari ke depan dan menjadi pegangan kita untuk persiapan bertemu dengan Ramadan-Ramadan berikutnya. Bismillah.

 

Next ke part #2:
Agar Ramadan Tetap Semangat Part 2 


by Riska Rose
20.04.2022
14.52 - Banjaran


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel

0

Senin, 17 Januari 2022

Hal Terpenting yang Menjadi Tujuan Menulis

 

 

HAL TERPENTING YANG MENJADI TUJUAN MENULIS - CURHAT #2

Bismillah …

Akhirnya, aku bisa meluangkan waktu lagi untuk menulis. Tahun lalu sempat ingin konsisten menulis setiap hari, tentang apapun itu. Namun, tidak terealisasikan dengan baik. Masih saja sibuk dengan urusan ini itu, sehingga ada saja alasanku untuk tidak punya waktu menulis. Padahal kalau dipikir-pikir, menulis itu bisa dilakukan dalam waktu sejam beres kalau kita sudah tahu bahasan apa yang mau kita tulis dan apa tujuan menulis kita.

Nah, mulai hari ini aku bertekad untuk bisa konsisten lagi menulis karena menurutku menulis adalah salah satu jalan untuk bisa saling berbagi cerita, kisah, pengalaman, hikmah, pelajaran, dan sebagainya yang tentunya akan bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkannya. Walaupun tulisannya masih terbilang biasa saja, tetapi ketika tulisan tersebut lahir dari keinginan hati yang tulus, akan sampai juga ke hati pembaca.

Bagiku, menulis itu bukan soal karya semata, tetapi lebih dari itu. Ketika seseorang sulit untuk bisa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata yang terucap dari lisannya, tulisan menjadi salah satu alternatif agar pesan yang disampaikan tetap mampu diterima dan dimengerti oleh orang lain. Sampai kapan pun tulisan akan selalu hadir mewarnai kehidupan manusia.

 

 

Menulislah mulai dari sekarang. Karena menulis bukan soal bakat yang terpendam, tetapi menulis itu soal rasa untuk mau memulai, berproses, dan terus belajar. Sama halnya dengan berbicara di depan umum, menulis juga akan menjadi suatu kemampuan yang bisa dilakukan jika memang terbiasa melakukannya.

Bagiku menulis bukan sebagai ajang untuk mendapatkan pujian atau cuan. Namun, dengan orang lain bisa mendapatkan inspirasi, solusi, hikmah, dan manfaat lainnya dari tulisan-tulisanku itu sudah sangat membahagiakanku. Betapa besar nilainya jika kita tahu bahwa setiap kata atau kalimat positif yang mampu membangkitkan semangat orang lain untuk hidup lebih baik, itu akan dihitung sebagai amalan kebaikan yang luar biasa di mata Allah. Subhanallah. Luruskan lagi niat dan tujuan menulis kita. Yuk, mulai menulis!

by Riska Rose
17.01.2021
16.34 - Banjaran

Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel
0

Rabu, 19 Februari 2020

Suara Hati Kami

 


SUARA HATI KAMI - PROSA #7
 
Biarkan kami berbicara
Melepas lelah dan juga asa
Yang tak mampu lagi dibendung raga
Hingga luka menggores jiwa

Bukan maksud hati
Mencampuri urusan pribadi
bapak ibu menteri
Kami di sini sebatas mewakili
Keresahan anak negeri
Atas ketidaknyamanan ini

Sebenarnya, kami iba melihat bapak ibu
Sibuk memberi kami susu
Sedang kami tak tahu menau
Perihnya bapak ibu
Kalau boleh, sesekali kami bantu

Rupanya bantuan kami sedikit mengganggu
Urusan pribadi bapak ibu
Seolah kami menghalangi nafsu
Padahal, ya, tadi, kami tak tahu menau

Ketetapan apa pun, harapan kami
Semoga dapat menjadi hujan yang menyuburkan tanah ini
Sehingga luka bisa terbasahi
Dan kami tak khawatir lagi bermimpi

*Suara yang keluar pada saat peristiwa mahasiswa semua turun ke jalan, mengeluarkan isi hatinya baik-baik kepada bapak ibu menteri.
 

by Riska Rose
09.2019
@wotbatu by Sunaryo

Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel
0

Malam

 
 
 
MALAM - PROSA #6
 
Sulit bagiku terbangun dari mimpi
Dalam lelapku berusaha berdiri
Mata kunang-kunang namun ku tetap berlari
Mengejar terang sinar fajar sang mentari

Di sana kudapati tenang dalam hati
Ketika harapan tumbuh dalam diri
Mekar hingga kumudah langkahkan kaki
Dengan Kuasa, misiku takan henti

Udara yang masuk ke bilik-bilik paru
Berikan energi hingga kutak lagi ragu
Semesta kan mendengar siulan merdu
Bait-bait impianku yang kian menyatu lalu menentu

Andai semua orang pun tahu
Keajaiban sepertiga malam itu
Telah membuat sekujur tubuhku merindu selalu
Dicumbui kasih-Nya yang tak terbatas waktu

by Riska Rose
16.02.2020
20.00 - Malangbong


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel
0

Rabu, 25 September 2019

Curhatan Jomblo Part 2




CURHATAN JOMBLO PART 2 - CURHAT #1
 
Teman-teman Jofisa enggak usah terlalu khawatir, ya, dengan keadaan seperti itu. Karena insya Allah kita semua akan dipertemukan dengan jodohnya masing-masing, baik di dunia maupun di akhirat---tentu kalau di akhiratnya kita selamat. Siapa yang bisa menjamin diri kita selamat di dunia dan akhirat kalau bukan diri kita sendiri. Terutama sekali di akhirat, siapa yang mampu mengukur diri bahwa seberapa pantas atau tidak pantaskah kita selamat di akhirat kalau bukan diri kita sendiri. Kita dengan akal yang diberikan Allah seharusnya sudah paham betul batasan-batasan antara benar dan salah; antara mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.

Kini, justru yang harus lebih diperhatikan adalah saat bertemu dengan kematian. Bisa saja berjodoh dengan kematian itu lebih dekat daripada berjodoh dengan lawan jenis kita. Bayangkan, saat kita sudah bela-belaan menghabiskan banyak waktu dan cara agar bisa berjodoh dengan si dia. Sedangkan, takdir jodoh yang paling dekat dengan diri kita itu adalah kematian. Sudah samakah usaha dan waktu yang kita pergunakan untuk mendapatkan kematian yang baik itu layaknya usaha dan waktu yang kita habiskan untuk mendapatkan si dia yang baik?

Lalu, apa yang sekarang harus dilakukan oleh para Jofisa, ya? Nah, mungkin ungkapan “makanya harus perbaiki hati dulu”, tuh, adalah bagaimana kita perbaiki hati agar senantiasa menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Ini yang lebih pas daripada kita harus memperbaiki hati agar mendapatkan jodoh semata. Takutnya, malah jadi salah fokus, Gais. Harusnya, Allah yang paling diutamakan, ini malah jodoh. Makanya, banyak, tuh, kejadian atau fenomena bunuh diri karena diputusin pacar; istri bakar suami; ibu menyakiti anaknya; dsb. Itu karena selama ini kita “SALAH FOKUS”.

Coba, deh, kalau fokus dan tujuan kita alihkan kepada Allah. Segala yang kita lakukan itu benar-benar tujuannya hanya untuk mendapatkan ridha Allah. Pasti semuanya akan jauh lebih indah. Saat kita mampu atau tidak mampu, saat kita bisa atau tidak bisa, saat kita bahagia atau kecewa terhadap sesuatu apa pun itu, kalau niat dan tujuan dasarnya adalah karena Allah, pasti hidup kita akan selalu tenang karena kita yakin, ada Allah yang selalu memberikan solusi di setiap masalah yang dihadapi. Pun saat kita belum dapat jodoh atau sudah dapat jodoh, hidup akan tetap terasa tenang karena kita punya Allah.


by Riska Rose
25.09.2019
Cinambo


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel
0

Curhatan Jomblo Part 1




CURHATAN JOMBLO PART 1 - CURHAT #1
 
Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Jofisa ….

Ha-ha-ha … maaf dipanggil Jofisa karena terinspirasi dari sapaan teman kepada saya tadi siang.
Dia bilang “Assalamualaikum, Jofisa”.
Wajar, kan, kalau saya nanya, “Apaan, tuh, Jofisa?”
Terus dia jawab Jofisa itu Jomblo Fi Sabilillah. GUBBBRRRAAKKK! Ha-ha-ha.

Ya, enggak apa-apa lah, ya, biar kita kita yang ngerasa jomblo jadi sadar bahwa kita memang masih jooommmsss ….

Oh, my God. But it’s oke. Sadari dulu bahwa dirimu, yang baca blog ini, emang masih jomblo juga, ya. Ha-ha-ha.

Nah, kemarin saya dan teman-teman tenggelam dalam suatu perbincangan konyol tentang jodoh. Biasalah, mereka itu selalu membercandai hal-hal yang berbau soal perjodohan ini (maklum … para Jofisa). Celetuklah salah satu teman saya, “Makanya, kalau mau dapat jodoh, perbaiki hati kamu dulu!”

Entah kenapa, ada hal yang saya rasa kurang nyaman diterima dan didengar di telinga. Saya enggak tahu, apa karena saya yang terlalu sensitif atau memang saat itu kondisi hati saya agak kurang nyaman. Soalnya, saya jadi berpikir, emang kalau orang yang menikah itu harus orang yang sudah baik hatinya? Berarti orang yang belum menikah itu belum baik sehingga Allah belum ngasih dia jodoh? Lalu, apa jadinya mereka yang berusia 40 tahun lebih, tapi belum menemukan jodohnya pula? Apa selama 40 tahun itu dia masih dibilang belum baik juga? Hmmm … kayaknya enggak gitu, deh. Bahkan, belum tentu yang sudah menikah itu pun bisa dikatakan bahwa dia sudah baik.

Menikah itu adalah perihal sudah atau belum dikehendakinya seseorang oleh Allah untuk menikah. Bukan karena seseorang yang belum mendapatkan jodoh itu belum baik. Bahkan, bisa saja kejombloan itu adalah salah satu bentuk ujian dari Allah. Mungkin dengan kejombloan itu, Allah tahu bahwa seseorang akan jauh lebih dekat dengan-Nya dibandingkan dengan jika dia mendapatkan jodoh lebih dulu. Tidak ada yang lebih baik dari pada kehendak Allah yang menginginkan hamba-Nya selalu dalam kebaikan. Allah enggak pernah ridha hamba-Nya jatuh ke dalam jurang. Dia selalu punya cara agar hamba-Nya aman dan selamat.

Menikah itu bukan perkara siap atau tidak siap. Karena kadang orang yang mengaku siap menikah, tapi kenyataannya dia belum dikehendaki Allah untuk bertemu jodohnya. Ada juga orang yang mengaku belum siap menikah, tapi dikehendaki Allah untuk bertemu jodohnya lebih dulu. Ya, Allah menghadirkan jodoh sesuai kehendak-Nya saja karena Dia tahu kapan seseorang tepat untuk bertemu dengan jodohnya. Allah tahu kapan seseorang sudah sangat butuh untuk bertemu dengan jodohnya. Bisa saja kita yang mengaku belum merasa butuh, tapi keadaan kita atau keadaan keluarga kitalah yang mengharuskan kita pada akhirnya menikah. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui tentang hal itu.

Bersambung ....

by Riska Rose
25.09.2019
Cinambo


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel
0