Literacy, selflove, self-development

Jumat, 25 Juli 2014

Mesin Canggih

 

 
MESIN CANGGIH - PROSA #3
 
Aku diam
merasakan tiap detik
napas yang kuhirup dan kuembus
Paru-paru, mesin berkekuatan super itu
bergerak cepat
Berproses menghasilkan udara yang dibutuhkan
pusat kehidupan,jantung
Mereka mesin yang begitu canggih
manusia super mana pun tak ada yang mampu mencipta
Mereka bergerak seolah tak boleh lambat
Kegagalan fatal akan terjadi jika mereka mati
Mereka mati, jika si Pencipta yang menghendaki

0

Kamis, 24 Juli 2014

Seperti Halnya


 
 
 
SEPERTI HALNYA - PROSA #2
 
Seperti halnya
Aku di tengah hutan
tersesat
Banyak hewan buas
pemangsa
Jurang yang dalam
mengerikan
Pohon nan rindang menusuk
hingga ulu hati
Kabut asap
dingin
Matahari
panas

Hingga datanglah
sorang pria
Ahmad
Membawa peta
dari Tuannya

"Kau tersesat, maka ikutilah aku agar kau selamat,"
kata pria itu.
"Mari kita kaji bersama peta ini," katanya lagi.

Aku ikuti kata-katanya
Aku tahu dia yang paling dekat dengan Tuannya
Dia yang paling tahu daerahnya

Oh, ternyata
Aku harus melalui jalan yang berliku
Jalan yang jauh lebih sulit
Lebih banyak pemangsa, jurang, dan rawa
Kalau tidak kuat, pasti menyerah
Namun, Ahmad berseru "Sabarlah! Tuanku bilang sabarlah! Lawan pemangsa-pemangsa itu karena ini jalan satu-satunya ke tempat yang kau tuju."

Lama menyusuri
Keringat darah mengalir
Sampailah kulihat cahaya
Semakin dekat
Tempat itu semakin terlihat
Surgaaaa ....

"Terima kasih Tuan, terima kasih Ahmad."

by Riska Rose

Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel

0

Jumat, 13 Juni 2014

Cerita Keabadian




 
CERITA KEABADIAN - FIKSIMINI #2

Aku terkurung oleh tembok batu yang besar dan tebal. Lama, cukup lama aku menjalani hari-hari dengan keadaan seperti ini, kesal. Berkali-kali kucoba hancurkan hingga pegal. Namun, tak bisa, malah semakin bebal. Entahlah ....


Pesimis, apatis, flegmatis. Bertahun-tahun kucari kaum kerabat agar selalu optimis. Kucari ia agar bisa membantu, manis. Namun, entahlah lagi, ia sulit kutemukan karena mungkin tak sepaham, tragis.


Kulihat luaran sana begitu alami. Ingin segera aku keluar dari kurungan ini. Merasakan segarnya udara yang dibawa oleh Sang Dewi. Lalu ..., berapa lama lagi aku harus menunggu kerabat yang sudi membantu atau menasihati? Satu abad[i]?


Ah, aku harus segera beranjak walau terpaksa sendiri. Aku tak mau lama menunggu ketidakpastian ini. Aku harus bangkit dan berusaha meruntuhkan tembok batu ini. Setebal apapun ia, harus kuhancurkan lagi.


Kini, kubobrok tembok sendirian. Berat, padat, kupahat dengan tanpa ampunan. Ia pun luluh lantak perlahan-lahan. Kulihat serpihan batu memenuhi lapangan di sekitarku. Kubobrokan lagi dan lagi hingga hampir kaku tanganku. Wah ..., ada guguran Bugenvil ternyata. Kehidupan yang asri sepertinya mulai nyata.


Warna-warni kehidupan mulai terlihat, teraba. Warna merah, warna putih, kedamaian mulai terasa, keseimbangan mulai ada. Warna-warna terang yang tumbuh di antara warna-warna gelap. Tak sabar ingin kutemukan hal baru, kehidupan baru, dan tidur lelap.


Akhirnya, aku bisa berjalan di atas tanah yang belum pernah ditapaki manusia mana pun. Bahkan, kaum kerabat belum jua sekali pun. Hmm ..., udara segar begitu terasa, alami. Aroma bunga-bunga kehidupan kuhirup tanpa henti. Nikmat, hilanglah penat. 


Kebahagiaan, kepastian, kenyataan kini yang abadi. Kehidupan kekal ini kudapati dengan keinginan sendiri. Bukanlah Dewi yang mendekati, tetapi diri yang harus mencari. Berusaha dengan pasti dan yakin ini bakal terjadi. Namun, kita sebagai yang mengalami, tak boleh lupa untuk berbagi. Bahagia sekali kalau hidup bisa didampingi kaum kerabat yang saling mengasihi.




by Riska Rose
13.06.2014

Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel

0

Kamis, 12 Juni 2014

Ini Tentang?




INI TENTANG? - PROSA #1

ini tentang rasa
terlalu asin ...
ada juga yang terlalu manis ...
takpernah ada takaran yang pas ...
kadang pahit pun terasa walau sedang tidak apa-apa
muka-muka masam itu kadang mampir juga di lidah
kebanyakan rasa, mati pula akhirnya

namun, bacalah

ini tentang hati
terlalu dalam ...
semakin nikmat kalau semakin manis ...
pas ...
takada rasa yang terlalu asin, bahkan pahit dan masam pun tidak
ini benar karena hati takpernah bohong
kebanyakan rasa di sini (tunjuk hati), mati pun seperti hidup kembali

ini tentang rasa hati


by Riska Rose
12.06.2014

Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel

0

Minggu, 02 Maret 2014

Bukan Cinta Kopi

 


BUKAN CINTA KOPI - FIKSIMINI #1

 
Malam ini aku merasakan hangatnya pelukan kasih-Mu. Pelukan yang tidak semua orang mampu merabanya. Aku tidak tahu mengapa. Namun, dalam suasana sunyi seperti ini Engkau lebih terasa dekat.

Kau tahu, kukira malam ini aku bisa merasakan sentuhan lembut dari seseorang yang bernama Bara. Kukira saat aku mendatangi basecamp UKM itu kutemui Bara sedang sendiri menanti dan menyambut kehadiranku dengan paras manisnya. Saat itu juga sekilas senyumannya terlukis di kepalaku.

Aku pun bergegas menuju basecamp dengan ekspresi malu-malu yang sebenarnya sedang bahagia. Pikiranku melayang membayangkan kami akan berbincang hangat bersama. Menikmati hawa malam dengan secangkir kopi hangat yang tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit. Aku merasakan bunga-bunga mawar mulai tumbuh di hatiku.

Namun, sebelum tumbuh sempurna, bunga mawar itu dalam sekejap layu dan berguguran. Kulihat wanita lain lebih dulu berbincang-bincang dengannya. Persis dengan dua cangkir kopi hangat yang tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit. Aku bisa tahu rasa kopi itu cukup dengan melihat ekspresi yang terpancar dari wajah mereka.

Aku pun mengurungkan niat untuk masuk walaupun saat sampai di ambang pintu basecamp, aku sempat menyapa mereka. Mungkin mereka tahu ekspresi kekecewaanku yang tidak bisa ditutupi, tapi pasti mereka tak mengerti. Akhirnya, kuputuskan untuk meninggalkan basecamp dan kembali ke kosanku tercinta.

Sesampainya di kosan, tiba-tiba hatiku berdegup kencang. Kurasakan hal ini seperti saat aku sedang jatuh cinta. Ya, aku sadar di kosanku ada yang sedang menungguku. Dia adalah Kau. Kau yang tak pernah mengeluh dan kecewa saat aku tinggalkan. Kau yang selalu menemaniku saat Kau tahu aku akan kembali pada-Mu. Kau menyambutku dengan senyuman yang amat indah hingga senyumanku membuat mataku berlinang air keharuan.

Kau peluk erat saat aku merasakan sakit. Terima kasih atas cinta tulus-Mu itu Tuhan.


by Riska Rose
03.03.2014
Ciseke Kecil


Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose

Tiktok:
@roseriska.id

Youtube:
Riska Rose Channel
0