AGAR RAMADAN TETAP SEMANGAT PART 3 - TAUSIYAH #1
Lantas bekal apa yang harus dipersiapkan oleh kita dalam menyambut Ramadan?
Yang pertama adalah kalau diibaratkan Ramadan itu sebagai tamu, maka kita persiapkan rumah kita sebaik mungkin untuk Ramadan. Dan rumah yang paling baik untuk Ramadan adalah hati kita. Sehingga siapa yang mempersiapkan, membersihkan, dan melapangkan hatinya dalam menyambut Ramadan, insyaallah dia telah memulai Ramadan secara baik dan berkesan. Yang kedua adalah persiapan ilmu. Ramadan itu adalah salah satu di antara sekian banyak syariat Allah. Kita tidak bisa mengamalkan syariat Allah dengan hawa nafsu atau kepengennya kita. Tentu, kita harus belajar. Karena itu adalah sebaik-baik persiapan. Kata para ulama, “Ilmu itu harus selalu mendahului amal.” Jadi, tidak boleh beramal sebelum berilmu. Seharusnya, kita biasakan diri untuk berilmu terlebih dahulu sebelum beramal. Nah, kedua hal itulah yang perlu benar-benar kita persiapkan.
Ketika kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadan, maka
kita akan semakin merasa Ramadan itu istimewa. Tetapi, ketika tidak
mempersiapkan diri, kita akan merasa Ramadan itu biasa saja. Tahu-tahu udah masuk
malam satu Ramadan, atau bahkan sampai sekarang baru sadar kalau kita sudah melewati
2/3 Ramadan. Ketika kita merasa Ramadan itu tidak istimewa, amalan kita pun menjadi
tidak istimewa. Dan itu mencerminkan dan mengindikasikan kondisi iman kita.
Karena orang yang tidak merindukan Ramadan, pasti imannya sedang bermasalah. Di
antara ciri-ciri orang yang beriman adalah dia mencintai Ramadan dan sedih
dengan kepergian Ramadan.
Oleh karena itu, mari kita introspeksi dan muhasabah diri. Sudahkah
kita mencintai Ramadan? Karena saking cintanya kepada Ramadan, para ulama berdoa
6 bulan sebelumnya agar bisa bertemu dengan Ramadan, lalu 6 bulan setelahnya
memohon agar Allah menerima ibadah mereka selama Ramadan. Jadi, sepanjang tahun
para ulama itu berdoa tentang Ramadan, saking mereka sadar dan paham betapa
Ramadan itu waktu yang sangat istimewa. Kalau tidak paham, mereka tidak akan
seantusias itu terhadap Ramadan. Mereka tidak akan menghabiskan waktu sepanjang
tahun untuk berdoa tentang Ramadan.
Kita bisa introspeksi diri. Apa yang paling sering kita
doakan sepanjang tahun? Apa yang paling sering kita mintakan? Meminta jodoh? Meminta
pekerjaan? Meminta harta dan lain-lainnya? Barangkali itulah yang paling dominan
atau penting bagi diri kita. Enggak salah, sih, malah bagus kita banyak berdoa
sama Allah. Tapi, kita bisa menilai diri, manakah yang paling mendominasi
kecintaan kita di dunia ini?
Oleh karena itu, mari kita sama-sama berdoa agar Allah senantiasa mempertemukan
kita dengan Ramadan berikutnya. Semoga Allah senantiasa menumbuhkan rasa cinta
dan rindu terhadap Ramadan di hati kita. Kecintaan terhadap Ramadan itu tidak
bisa dibuat-buat, harus diikhtiarkan dengan belajar lebih dalam lagi tentang
Ramadan. Bagaimana bisa muncul rasa cinta terhadap Ramadan, kalau kita sendiri tidak
begitu mengenal Ramadan.
Apa, sih, yang harus kita tahu tentang Ramadan? Tentu, dengan mencari tahu fadilah atau keutamaan Ramadan. Sehingga dalam hati kita akan muncul perasaan untuk menghargainya, muncul juga rasa cinta dan rindu terhadapnya. Walaupun sekarang sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadan, tidak ada kata terlambat untuk terus berbenah, memotivasi diri untuk memaksimalkan ikhtiar menggapai ridha-Nya di 10 terakhir Ramadan ini. Sesungguhnya, pengampunan Allah itu tidak pernah berakhir. Mumpung bulan ini pintu-pintu syurga masih dibuka lebar. Bismillah.
Baca ini juga, guys:
by Riska Rose
20.04.2022
14.52 - Banjaran
Instagram:
Temen Curhatan
Temen Baca
Karya Rose
Tiktok:
@roseriska.id
Riska Rose Channel
0 komentar:
Posting Komentar